Aku salah ketika memaksamu
berbicara
Aku lupa tentang hak untuk
diam
Aku benci melihat kau berurai
air mata tapi tak berkata
Aku masih bisa jadi bahu
untuk mu bersandar
Aku masih terbuka untuk
mendengar cerita-cerita mu
Tapi mengapa kau tetap diam?
Diam mu diam ku, tapi aku tak diam. Aku tetap memaksamu. Lelah ? Kau tahu aku
tak pernah lelah untuk mu. Kau tahu aku selalu berusaha berdiri di runcingan
ujung jurang demi mu. Demi suara mu, demi perkataanmu, demi penjelasanmu. Aku
masih memohon mu untuk bicara.
Apa susahnya mengangkat bibir
mengeluarkan kata-kata? Atau kau butuh pelukan penenang agar kau berbicara. Aku
tak mau salah berprilaku, ku biarkan kau menatapi ku seperti srigala yang baru
saja melolong merobek gelapnya malam. Matanya membelalak bulat tapi menatap
kosong. Seperti itulah dirimu.
Atau mungkin kau ingin
berteriak seperti sang srigala? Ku persilahkan, biar kita, biar hanya aku dan
kau yang mendengar jeritan itu. Biar hilang benci mu, biar lega hatiku. Maka
berbicalah sayangku.